Teknologi Menjawab Tantangan Perubahan Iklim dan Bencana
Yunanto Wiji Utomo | Tri Wahono | Kamis, 19 Mei 2011 | 23:46 WIB
|
Share:
JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia menggelar workshop teknologi "TechCamp Jakarta" di @America, Pacific Place, Jakarta. Workshop teknologi ini akan berlangsung selama 2 hari, 19-20 Mei 2011.
TechCamp adalah bagian dari program Civil Society 2.0 yang diprakarsai oleh Hillary Clinton. TechCamp Jakarta sendiri merupakan acara kedua di dunia setelah tahun lalu event yang sama diadakan di Santiago, Chile.
Asisten Atase Pers Kedutaan AS Philip W. Roskamp mengatakan, "Sebanyak 40 LSM, sipil yang ahli dalam teknologi mengikuti acara ini." Ada pula dari Google, Yahoo, Microsoft, Telkomsel, Indosat, dan Novartis.
Roskamp mengungkapkan, workshop sendiri akan dibagi dalam beberapa diskusi kelompok. "Di sini kita fokus pada bagaimana teknologi merespon masalah bencana alam dan perubahan iklim," katanya.
Salah satu yang cukup disoroti adalah peran media sosial untuk merespon 2 masalah yang menjadi fokus yakni perubahan iklim dan bencana alam. Pengguna Facebook dan Twitter di Indonesia yang besar kembali dilihat sebagai potensi penggerak.
"Kita lihat bagaimana pengguna Facebook di Indonesia yang besar. Ini bisa berkontribusi untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan bencana alam," kata Roskap ketika ditemui di sela pembukaan workshop hari ini.
Salah satu yang hadir di TechCamp Jakarta adalah Dian Paramitha, warga Yogyakarta yang tergabung dalam milis Cah Andong dan memprakarsai pengumpulan dana untuk korban Merapi lewat media sosial. Dian menguraikan, "Kemarin kita kumpulkan dana lewat Twitter dan dalam sebulan dapat Rp 100 juta. Tiap ada yang memberi kita foto sehingga orang percaya bahwa dananya disalurkan ke tempat yang benar."
Mengatakan tujuan kehadirannya, Dian yang sebelumnya juga mengumpulkan dana lewat media sosial untuk panti asuhan mengungkapkan, "Saya ingin nanti yang dengerin bisa terinspirasi, memakai internet untuk kegiatan sosial."
Hadir pula Hanny Kusumawati yang dikenal lewat program Coin a Chance. Ia mengatakan, "Di sini kan ada NGO. Nanti diharapkan bisa menemukan cara bagaimana media sosial mendukung program mereka."
Michael T Jones, Chief Technology Officer Keyhole Google mengatakan, fokus TechCamp di Jakarta sangat menarik. Ia mengatakan bahwa Google sendiri telah memiliki teknologi untuk membantu 2 masalah yang menjadi fokus dalam workshop ini.
"Kita bukan ilmuwan. Tapi Google punya Google Earth untuk ilmuwan di mana mereka bisa mengetahui mana daerah yang polusinya tinggi, kadar garam, dan sebagainya. Itu cara kami membantu," ungkapnya.
Sementara, dalam bidang bencana alam, ia mengatakan bahwa Google telah mengembangkan program yang bisa membantu mencari korban dan memberikan gambaran bagaimana bencana terjadi.
Roskamp menilai, penggunaan teknologi untuk merespon bencana alam dan perubahan iklim di Indonesia bisa berhasil. "Dengan jumlah masyarakat Indonesia yang mengakses Facebook, saya yakin itu bisa berhasil," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kopi Tubruk Wangi plus Singkong Bawang di Ruang Pembebasan

Devita Sari - detikFood
Kopi Tubruk Wangi plus Singkong Bawang di Ruang Pembebasan
Foto: dev/detikFood
Jakarta - Secangkir kopi tubruk dan singkong goreng yang empuk memang pas untuk teman nongkrong di warung yang satu ini. Sedangkan nasi goreng dengan irisan escargot terasa unik saat dinikmati bersama kriuk-nya emping goreng. Slurpp... sedep tenan!!

Pertemuan saya dengan Warung Darmin ini sebenarnya atas rekomendasi seorang teman. Kebetulan lokasi kantor yang tak jauh dari sana membuat saya memutuskan mampir di suatu sore. Apalagi melihat kondisi jalanan Warung Buncit yang sangat padat, wah... bayangan bersantai menikmati secangkir minuman panas terasa sungguh menggoda.

Warung Darmin yang berlokasi di Jl. Duren Tiga ini masih tergolong gres. Tempatnya persis sebelum Hotel Kaisar jika berkendara dari arah Mampang. Bagian depan tertutup pohon-pohon bambu yang rimbun memang membuat papan nama warung ini - "Warung Darmin" Rumah Kopi, Ruang Pembebasan - sedikit mengintip dari arah jalan raya.

Dibalik pohon-pohon bambu terdapat meja-meja bundar plus kursi kayu rotan mengingatkan saya akan rumah jadoel jaman dahulu. Suasana adem dan homey langsung menyergap dan memberikan rasa nyaman saat saya menghenyakkan diri di salah satu kursi. Di bagian dalam juga ada sebuah meja panjang yang ditujukan bagi pengunjung yang khusus ingin menikmati minuman saja.

Hujan gerimis mulai turun saat saya mulai memesan menu. Karena masih baru, warung ini belum memiliki buku menu. Pengunjung dapat memilih menu makanan yang ditulis di dinding dengan kapur berwarna. Buat saya tampilan 'menu di dinding' itu justru tampak lebih menarik.

Untuk hidangan utama hanya ada nasi goreng escargot yang spesial, sop buntut, spaghetti goreng pedes escargot, dan mi goreng/kuah Jowo. Sedangkan camilannya berupa pisang goreng, singkong goreng garlic, lumpia goreng, aneka sandwich, dan sayam ayam. Berhubung hanya datang berdua saya memilih kopi tubruk dan teh, singkong goreng garlic untuk camilan, dan seporsi nasi goreng escargot yang bikin penasaran.

Minuman - kopi tubruk dan teh tubruk - disajikan terlebih dahulu dengan cangkir-cangkir putih persolen. Terus terang awalnya saya membayangkan bakal disodorkan minuman dalam gelas kaca layaknya di warung kopi pada umumnya, sehingga menambah kental kesan jadoel dan santai yang sudah dipancarkan dari suasana Warung Darmin ini.

Kekecewaan saya ditebus dengan kehadiran seporsi singkong goreng yang tampak mak nyuss... kalo kata Pak Bondan. Singkongnya digoreng garing kecoklatan dengan taburan cacahan bawang putih goreng sehingga harum aromanya plus saos sambal sebagai pelengkap. Sedangkan nasi gorengnya disajikan dengan porsi cukup besar dan warna yang cokelat pucat.

Nasi goreng escargot ini dilengkapi pula dengan acar dan emping goreng. Irisan escargot yang cukup besar-besar mengintip disela-sela butiran nasi dan telur orak-arik. Escargot sebenarnya adalah sajian daging bekicot yang populer di Perancis. Saat disuapkan ke dalam mulut, hmm... nasi goreng ini rasanya boleh juga. Escargot-nya cukup empuk dan serasi disandingkan bersama nasi goreng yang gurih.

Untuk menemani kopi tubruk yang berupa kopi hitam kental ini saya mencomot sepotong singkong goreng. Bagian luarnya yang garing gurih, kontras dengan bagian dalamnya yang empuk. Sensasi aroma bawang putih goreng makin membuat singkong ini terasa lebih enak. Jika suka, bisa juga mencocolkan singkong ke saos sambal yang sudah disediakan. Kalau saya lebih suka menikmatinya begitu saja tanpa tambahan apapun. O ya, teman saya pun memuji teh legit dan kental yang diminumnya. Slurppp... hangatnya teh ketal wangi tersebut memang pas dinikmati saat hujan-hujan seperti ini.

Saat pulang saya cukup membayar Rp 42.500,00 setelah dipotong diskon 15%. Nasi goreng escargot dihargai Rp 20.500,00 dan Rp 9500,00 untuk singkong goreng garlic. Sedangkan untuk kopi tubruk plus tambahan creamer Rp 12.500,00 dan Rp 7500,00 untuk teh tubruk. Sayang sore itu ternyata saya tidak beruntung menemukan sosok Alex Komang - aktor senior sekaligus sang pemilik warung ini. Moga-moga lain kali kalau mampir bisa bertemu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


Arruhul jadid fi jasadil ummah
Hai mujahid luluh lantakkan jiwa pendosa

Kami petualang mencari kebenaran
Mencari makna serta hakikat manusia
Kami berjuang menegakkan kehormatan
Hidup mulia atau mati sebagai syuhada

Kami berbekal alquran hakiki
Meneruskan cita dan risalah para nabi
Kami sandang julukan generasi ghuraba
Biar saatnya datang kami pimpin dunia

Kami semangat baru siap maju hancur semua musuh
Kami tentara Alloh siap korbankan harta bahkan jiwa

Kami serahkan semua hidup pada Alloh
Kami tekadkan tuk ikuti rasulullah
Usung panji ilahi iman kuat membaja
Hadapi tirani bebaskan umat dunia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dateng di kampus bawa buku tebel-tebel
Dandanan nyentrik bergaye model professor
Ngaku di rume berangkat pergi kulieh
Sampe di kampus nyatanye ke kantin juge
Nyari temen ngobrol sambil ngupi die paling doyan
Nyetanin temen ngajakin bolos kulieh
Kelar kulieh die juge ikut pulang
Belaga pilon kopinye lupe dibayar
Deket ujian die sibuk potokopi
Cari catetan colek sana colek sini
Waktu ujian houdingnye kayaknya ngarti
Ude dua jem kertasnya belon diisi
Giliran pengumuman ujian keluar
Angke-angkenye mere gak satu birunye
Kalau ditanye nape ancur ujian lu?
Jawabnya santai dosennya pade sentimen
Itulah die kisah seorang mahasiswe
Jangan diconto segala kelakuannye
Kalo pade mau tau om.., pade mau kenal
Gak jauh jauh nih die, ai lah orangnye

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS